SEKOTENG

Sebagai warga Depok, berhari2 ini diriuhi soal Corona: 2 penderita awal berasal dari Depok. Dan yg hitz di hari ini, di tengah tren meningkatnya jumlah pasien terinfeksi Corona di Indonesia, eh di sudut Depok bertebaran ajakan untuk mengikuti acara olahraga dan kumpul warga bertajuk, “Depok Aman, Indonesia tidak takut Corona.”
Sebuah langkah ganjil, yang kemudian dibatalkan, menyusul surat keputusan Walikota untuk menghentikan aktivitas kumpul warga juga sekolah hingga 2 minggu mendatang.
Jadilah malam minggu ini sedikit lebih tenang. Di tengah gemuruh hujan, tetiba di jalan komplek terdengar bunyi mangkuk berdenting, khas sekali. Tanpa pikir panjang, kami berteriak, “bang, sekoteng!”
Tak lama, kami takzim menyeruput kehangatan air rebusan jahe dan gula merah, ditingkahi potongan roti tawar, kolang-kaling, kacang tanah, kacang hijau, dan pacar cina. Ada rasa lega di kerongkongan dan hangatnya menyebar hingga perut, memungkasi dingin dan basahnya malam.
Jaman awal2 di Depok, penjual sekoteng memanggul dua bakul, satu bakul berisi panci air jahe beserta dengan kompornya dan satu sisi yang lain adalah tempat untuk bahan campuran, mangkuk dan tempat untuk mempersiapkan sekoteng, serta jengkok untuk duduk sang penjual saat melayani pembeli. Tapi kini, kebanyakan penjualnya sudah menggunakan gerobak dorong dan penjualnya melayani sambil berdiri.
Belakangan saya jadi tahu kalau minuman hangat ini berasal dari Tiongkok: Su Ko Thung, dari bahasa Hokkian yang berarti sup 4 buah-buahan. Minuman ini berisi 4 buah yang dikeringkan, yaitu kacang amandel, biji jali, biji teratai, dan lengkeng. Atau shiguoteng, shi artinya 10, guo artinya buah, dan teng artinya sup atau kuah. Sepuluh di sini bukan berarti buahnya ada 10 macam, tapi maksudnya buahnya itu banyak. Kok mirip dgn orang Betawi yah, nyebutnya Pulau Seribu, padahal mah cuma 112 pulau.
Minuman ini sudah ada sejak masa pemerintahan Dinasti Qin sekitar 221-206 SM. Entah kapan masuk ke pulau Jawa, namun telah mengalami pribumisasi menjadi dilafalkan sekoteng (nyokot weteng/menggigit perut) dan isinya menyesuaikan dengan buah dan biji yang ada di Indonesia.
Begitulah Tiongkok dalam kehidupan kita bernusantara.
Depok, 14 Maret 2020
Gambar mungkin berisi: makanan

Leave a comment